Recent Posts

Kamis, 06 September 2012

New Environment New Friends



Readers, now I wanna tell you about my new friends in college~ yeaaaah I’m a college student now B) I really give thanks to Allah, who takes me to this awesome environment, with a good friends too in civil engineering. Although, my college is placed in East Java, there are many student come from the other province, like as Borneo, Jakarta, Sumatra, Nusa Tenggara Barat, Center Java, West Java, and… others. A different culture, different people, and different language make relation between us become special. Sometimes I often laugh alone to see these differences, that’s funny but I can’t help to keep my mouth to say this relation really NICE. We just met in 10 days, but we try to keep in touch and know each other really hard to make us compact. Many activities we have done, beginning from happy, tiring, and sad activity. One of tiring activity is following orientation for new college student. Pyuuh, second time I wanna laugh is when our mental be pressed by our senior wakakak. Just imagine it! The 140 of us is placed in a room, sitting on the floor, bowing, forbidden to say something, forbidden to sleep absolutely, and we were surrounded by up to 40 seniors. And do you know what senior did? They screamed aloud and asked us with maaaaaaaaaaany questions about our attitude and what we had done in orientation time with a high volume and distance between our face and their face less than 10 cm. WOW! I just wanted to say PUKPUK to my friends sitting in the side at the time, because they not only got a high volume only but also a high acceleration of senior’s spittle lay off :’((
Okey stop telling that little funny orientation and back to our topic. Yeah, to make relationship between me and my friends closer, we often make a gathering and these are the picture when we had futsal 2 days ago. 
From Left: Karina, Stefan, Mbak Lina, Riezka, and Filki

2 people in the center: Hanif and Bayu


Riezka

From left: Sarah, Karina, Nanda, Paun, Janete, Rahma








Blink featuring Bharly Idol

Riota and Lina <3


Faizal and Nanda <3

From Left: Lina, Riezka, Filki, Caca, Rahma, Bunga, Hanif, Me :D



From left: Paun and Avista

Playboy's cover girl

Nuggie and Jannete

From Left: Riezka, Filki, Caca, and Rahma

Up-Left-Right-Down: Caca, Karina, Me, Nafish, Ade, Made, Riezka, Avista, Paun



3 people 'be aware camera': Avista, Karima, and Nuggie

Ironic



Akhir-akhir ini sering muncul suatu ironi yang membentuk sebuah paradoks kait mengait antara opini dan fakta, kadang hasilnya membuat ku ingin tertawa pahit, tersenyum nyinyir, atau senyum yang benar-benar bahagia. Kejadian-kejadian itu ironis, dan aku ingin membagikannya untuk kalian. Hanya sebuah cerita dan pelajaran hidup saja. Ini nyata!
***
Aku punya keluarga besar. Nenek ku mempunyai 12 orang anak, satu diantaranya sudah dipastikan orang tua ku, yap dia adalah ibuku. Ibuku mempunyai seorang adik perempuan yang dulunya sama seperti ibuku dan saudara-saudara ibuku lainnya, entah mengapa saat menginjak usia dewasa tanteku menjadi tidak senormal mereka. Dia mengalami sedikit gangguan jiwa. Gangguannya memanglah tidak parah. Dia masih bisa diajak mengobrol atau berdiskusi, dia tetaplah menyenangkan seperti dulu, meskipun aku sudah lupa dulu dia seperti apa-_-- tapi itulah dia, menurutku dari ribuan bahkan jutaan orang yang pernah bertatapan muka denganku hanya dialah satu-satunya orang yang benar-benar ikhlas dalam menjalani hidup, ikhlas untuk dirinya sendiri ataupun orang lain, mungkin hanya dialah kenalanku yang tidak pernah menyelinapkan kata ‘imbalan’ di pikirannya dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Mungkin sebagian orang akan mengucilkan  dia saat pertama kali bertatap muka, bahkan aku yakin anak kecil akan takut melihat dia karena baju usang, rambut acak-acakan, beberapa karet di pergelangan tangan, sekitaran 4 bando di kepalanya, dan seringnya dia berbicara sendiri. Anehnya setelah beberapa pertemuan banyak orang yang akrab dengan dia, semua sepupu dan keponakanku akrab dengan dia, orang dan anak-anak di sekitar rumah pakdeku, tempat dia tinggal,  semua pedagang keliling, akrab dengan dia. Tak ada satupun orang yang memandang remeh, kecuali mereka-mereka yang kelainan hati akut . Aku sering tanya mengapa dia berpakaian begitu kepada tanteku itu. Bila dibahasakan dengan baik dan teratur mungkin jawabannya jadi seperti ini: ini hanyalah sebuah prinsip, Dek. Dia berpegang teguh dengan prinsip yang pikirannya anut, meskipun itu terlihat ganjil bagi orang-orang, keluargaku sudah memakluminya.
Yang mengagetkan di umurnya yang hampir mencapai setengah abad dia tiba-tiba menginginkan untuk mempunyai sebuah sepeda kayuh, dan kalian tahu apa yang dia lakukan untuk mewujudkan mimpinya? Dia berjulan. Oke, dalam kondisi yang seperti itu setidaknya dia masih mau berusaha. BERUSAHA! Jualannya memang tidaklah seberapa, hanya satu kantung plastik barang jualan. Dalam kantung plastik putih itu ada beberapa snack, permen, yakult, dan rambak. Satu lagi yang aku kagumi dari dia, otaknya dipenuhi semangat yang meluap-luap dan hampir tumpah, dengan semangatnya itu dia tidak enggan memulai berjualan pukul setengah 5 pagi di masjid dekat rumah pakdeku. Yap saat orang-orang sedang sholat subuh, dia menunggu dan menawari mereka saat mereka sudah selesai dengan tugasnya kepada Allah. Entah karena iba atau memang ingin membeli, jualan tante ku selalu laku karena orang-orang itu. Tak hanya subuh, sore hari saat anak-anak kecil sedang mengaji dia juga berjualan di masjid, sedikit demi sedikit laba berjualan ia kumpulkan dalam kaleng yang ia titipkan di budeku. Hingga jumlahnya hampir mencapai 200.000. Daaaaaaaaaan, tante ku sebut saja tante sinta yang keadaan ekonominya tidak mampu mau meminjam sebagian uang hasil jualan nya. Padahal suami tante sinta punya banyak kelebihan. Dia masih sehat wal afiat, berbadan bugar, lebih muda dari umur tanteku yang berjualan itu, dan gagah. Hanya satu kekurangan dia yaitu tidak punya pekerjaan. Kalau diusut-usut lebih lanjut mungkin lebih tepatnya kekuranganan oom ku adalah malas  untuk mencari pekejaan dan menafkahi keluarganya, akhirnya tante usaha luntang lantung mencari pinjaman. 
Baiklah, kalau sekarang aku bertanya pada kalian “Apa yang ada dalam pikiran kalian saat ini?” Sebelum kalian menjawab pasti aku akan bilang “Ya, itulah ironi yang menginap di pikiranku selama ini”. The end of story.

Senin, 03 September 2012

Bad Habit : Lost My Feeling

Now, I wanna share what I have, and I'll ask you for a solution. I've had a really bad habit since I was in junior high school. No no no no, exactly since I was in elementary school. What is it? I'm easy to lose my feeling, in Indonesia most of people say 'ilang feeling' or 'ilfeel' to someone loving me but he doesn't look like my criteria, no the case isn't like that, I will lose my feeling to someone loving me who has an attitude that stimulate my brain cell to lose my feeling, it seems like same as my statement before-_- OMG! It's really not fair, isn't it? because I do know that loving someone is everyone's right, and there is no one can forbid it, right? and I know I will be very sad if I am on his position. Yeah, Knowing person I love, lost his feeling to me, painful. I don't wanna lose my feeling for someone anymore. So what must I do now? I have to tell him, that he has to stop loving me, because if he still love me, I will lose my feeling for him. NO! it's BIG NO, I've just thought like an animal just now. Must I keep silent and let my self lose my feeling for him? easy case and rather complicated. Now, I really need your solution for this case, I do wanna change my bad habit. Thank you :)