Tahukah kamu, aku juga
merindukan kamu yang dulu pernah menyampaikan keinginanmu untuk menghabiskan
malam minggu dengan ku. Anak muda banget, tetapi maaaaaaaaf sekali, saat itu
mulutku terlalu kaku untuk mengatakan ayo, kamu pasti tahu sebenarnya aku mau
sekali, kejadian ini berulang saat kamu sudah tak ada kabarnya lagi, kalau
tidak salah saat aku kelas 2 SMA, sore menjelang magrib, saat itu aku dan
temanku bertemu denganmu sedang bersama teman-temanmu di jajanan pinggir jalan
dekat sekolah, temanku mengajakku berhenti dan memintamu untuk mentraktir kami.
Akhirnya kita di traktir kamu, yang selalu antusias menceritakan segala hal, obos.
Saat itu hari Sabtu, kalau tidak salah kamu berkata seperti ini “Duh, aku malam
mingguan sama sapa ya? Nyari anak smea ah buat nemenin malam mingguan ini.” Tiba-tiba
temenku nyeletuk “ Sama ep looo, kan enak.” Kampret. Tiba-tiba jantungku
berhenti. Sambil menggelengkan kepala dengan muka gak karuan aku berkata “Laaah”.
Maaaaaaaf sekali lagi, bukannya aku gak mau sepertinya aku terlalu gengsi untuk
berkata iya, atau mungkin seperti kelas 1 dulu aku terlalu kaku untuk berkata
iya, padahal aku mau, sangaaaaaaaaaat mau. Oh yaa, waktu kami ditraktir olehmu,
kamu juga sempat mengeluh kepadaku, di malam kita keluar berdua, yang ujungnya
harus pulang lebih cepat karena tidak tahu harus kemana. Maaf juga untuk hal
itu, kamu pasti tahu SMA ini aku jarang keluar rumah apalagi untuk nongkrong,
jujur aku tidak tahu mau kemana , kali ini aku menyalahkanmu harusnya untuk
bisa berdua denganku kamu yang menentukan kemana kita harus pergi. Satu kesempatan
berdua lama denganku gagal. Oh ya aku merindukan nyamannya di bonceng olehmu,
meskipun itu terjadi hanya beberapa kali, karena kita lebih sering bersepeda
berdampingan. Aku ingat, waktu malam-malam sekitar pukul 11, kamu menjemputku
karena aku memintamu, maaf sekali, baru sampai rumah aku tahu ternyata bapakku
telah menjemputku juga. Tapi, jujur aku berterima kasih pada Tuhan yang
memberikan waktu untuk kita berdua di jalan kala itu, aku benar-benar menikmati
berada di boncenganmu yang saat itu memakai kemeja putih, berjalan di jalanan
yang sangat lengang malam hari. Oh my God, bagian ini lah yang sering terungkit-ungkit
di pikiranku, manis. Oh ya kamu pasti
belum tahu ya kalau aku suka melihat punggungmu waktu pergi meninggalkan
rumahku. Punggung yang dempal. Aku sangat ingat pula waktu kamu berkata “Kita
Selamanya”, aku juga ingat temanku menyampaikan salam kepadaku tepat di malam
perpisahan kakak kelas, bahwa kamu kangen kepadaku. Manis!
Ada beberapa hal yang
membut aku memberikan kesimpulan kalau kamu menyukaiku. Ingatkah kamu saat ini? waktu kamu sedang
bersama teman-temanmu di sebuah kafe, dengan tidak sengaja bertemu dengan aku
dan 2 temanku, yang memang berniat untuk ke kafe itu. Saat kami datang,
teman-temanmu sudah berniat pulang , namun kamu dan salah satu dari mereka
menetap di kafe itu dan bergabung bersama kami. Kalau aku tidak salah dengar
temanmu itu berkata, “ Pantes gak mau pulang, ada Ep-_-“. Temanmu yang juga
temanku itu begitu cepat mengatakannya , membuat aku tidak begitu yakin. Oh ya
ada satu hal lagi waktu kamu dan beberapa temanku di kelasku, kamu tiba-tiba
berkata” Ini loo, ngejer Ep kok ga dapet-dapet.” Semua temanku tertawa,
menggoda, dan sebagainya. Mungkin mereka saat itu berpikir bahwa omonganmu
adalah gurauan, tapi aku tidak, jujur saat itu aku yakin bahwa omonganmu adalah
fakta, dan kamu pasti ingin mengiyakan kan? Ah sudahlah tentang kamu, itu
kenangan-kenangan manis kelas 1 SMA yang aku kumpulkan satu persatu hanya untuk
menyenangkan hati, karena saat kelas 2 SMA kita sudah jarang bertemu lagi,
semakin menjauh dan menjauh, mungkin kamu sudah lelah, iya kah? Sebenarnya ada
hal mendasar yang membuat aku kadang menolak ajakanmu: kamu sudah punya pacar
yang putus nyambung saat mendekati aku dan kekurang jelasan kamu saat
mengatakan apa yang ingin kamu katakan, akhirnya membuat kata-katamu mengabur
dan tidak pasti. Tapi tak apa lah, ini sudah menjadi kenangan yang sangat manis
melekat di pikiranku. Aku tak menyesal. Sampai saat kelas 3 aku ada waktu
berkunjung di event sekolah kita, saat aku bersama teman-temanmu bercanda, dari
jauh kamu melihatku, lalu menghampiriku, kita berjabat tangan, dan aku pergi,
maaf aku terlalu rapuh berada di dekatmu, entah mengapa canggung. Tahukah kamu,
sekarang aku ingin sekali mengobrol denganmu hanya berdua, menanyakan kebenaran
kalimat-kalimat dalam tulisan ini. Hanya untuk sekedar tahu. Hehehe
Your beloved friend,
DPK
0 komentar:
Posting Komentar