Pukul 02.45 Dini Hari
(Rabu, 23 Mei 2012)
Tulisan ini untuk
kamu,
Jika aku ada di sebuah
titik dalam grafik yang berbentuk parabola, mungkin sekarang aku sudah berada
di puncak grafik, atau harusnya aku tak usah bertele-tele, berusaha menghindar,
dan memungkiri untuk berkata pasti karena aku bukan mungkin berada di puncak
grafik, tetapi pasti ada di puncak grafik kerinduanku terhadap kamu. Jangan
berkata #eaaa atau sejenisnya karena aku ini bersungguh-sungguh. Sayang, aku
masih tidak tahu apa grafik ini bernilai positif atau tidak. Barusaja lubuk
hatiku berbisik, “Kerinduanmu terhadap dia selalu menjadi positif, Ep” baru
saja pula aku membenarkan ucapan hatiku tadi karena kerinduanku terhadap kamu
membuat warna kelabu yang ada dalam kanvas hidupku bertransformasi menjadi merah
yang membara-bara. Kenangan-kenangan tentang kamu bersatu-padu membentuk sebuah
koloni yang cukup besar mendorong otakku untuk memikirkan kamu secara berkala,
sebetapa hebatnya kenangan itu. Padahal kamu bukan siapa-siapa ku.
Kamu hanyalah orang
yang aku anggap menyukaiku dulu, karena gelagat mu. Kesimpulan yang terlalu
cepat kah? Aku harap tidak karena aku senang kamu menyukaiku. Dulu, waktu kita
sama-sama kelas 1 SMA, kamu senang
menemuiku ya? Baru aku sadari beberapa hari ini, sebetapa seringnya dulu kamu
menemuiku, hampir setiap hari datang ke kelasku, entah apa tujuanmu . Hanya
ingin berbincang atau melihat muka ku.
Baiklah, kamu tahu kini aku mulai GR dan semakin anarkis membuat kesimpulan-kesimpulan
tentang dirimu. Dulu, kamu sering menggodaku ya? Berusaha membuat aku mengeluh,
entah apa untungnya itu untuk kamu. Dulu, kamu sering membuat kita seakan-akan
ada dalam sebuah pertikaian ala anak SD ya? lucu. Ingatkah kamu sore-sore saat
semua kelas sudah sepi hanya tinggal kamu, aku, dan temanku, salah seorang teman ku berkata kepada kita, “Kalian seperti kakak adik ya?” aku
memang mengiyakan pertanyaan itu, tapi tak sepenuhnya karena aku merasa sesuatu
yang lain dari kamu. Biasanya waktu pulang sekolah kamu tidak lewat depan
kelasku, entah mengapa sekitaran waktu itu kamu sering. Aku merindukan
bagaimana kamu menepuk-nepuk kepalaku, mencari cara agar bisa dekat denganku,
mencoba memelukku dengan cara yang lain. Menggelitik sekali. Kamu sempat
menambah frekuensi untuk betemu denganku, tidak hanya lewat sekolah. Sebetapa
beratnya ide kamu itu, tapi kamu berhasil bertemu dengan ku setidaknya seminggu
2 kali di luar sekolah. Mengapa kamu bisa tahu tempat itu, mungkin aku pernah
bercerita kepadamu saat kamu dan temanmu yang juga temanku datang ke rumahku
sore hari untuk bersilahturahmi. Oh ya, aku merindukan betapa seringnya kamu
berkunjung ke rumahku dulu, meskipun hanya untuk meminjam buku. Bagaimana dulu
kita sering bersepeda motor bersebelahan di jalan raya, berbincang. Hingga
akhirnya kamu dan aku berhenti di rumahku, untuk meminjam bukuku. Manis,
sangaaaaaaat manis sekali bagaimana kamu mencari ide-ide unik untuk menemuiku.
To be continued...
0 komentar:
Posting Komentar