Mau ngelanjutin postingan yang kemarin, setelah sempat males buat postingan selama beberapa hari. Check it out~
***
Waktu itu aku memilih panlok Malang, karena banyak orang yang bilang kalau aku memilih perguruan tinggi di Jogja dan Malang, maka aku harus memilih tempat ujian di Jogja atau Malang juga, katanya biar masuk. Padahal bukan seperti itu aturannya-__- harusnya seperti ini:
Peserta harus memilih tempat ujian yang sama dengan regional salah satu perguruan tinggi yang peserta pilih.
Jadi, kalo aku pilih Jogja dan Malang, aku bisa milih panlok Surabaya atau Solo.
Tapi karena banyak yang nyaranin untuk ujian di Malang, akhirnya aku ngikut juga._.v Lokasinya di SMAN 8 Malang.
Aku belajar setiap hari, karena aku nggak mau gagal. Lumayanlah, tapi juga ga maksimal. Grade jurusan yang aku pilih benar-benar tinggi T.T
Aku suka ngambil resiko._.v
Di Malang aku tinggal di rumahnya saudara teman seperjuangan yang ikut snmptn tulis juga. Aku juga ga henti-hentinya berdoa. Semenjak aku tidak lolos di snmptn undangan, hubungan antara aku dan Allah jadi semakin dekat. Inilah yang aku suka dari sebuah kegagalan :)
Aku memang percaya kalau kepintaran manusia benar-benar ikut andil dalam snmptn tulis ini, tapi aku lebih percaya lagi bahwa ridlo Allah berandil lebih besar, everything possibly happen. Hari-hari yang aku tunggu pun tiba. Percaya apa nggak, aku tidak pernah merasa se deg-deg an ini untuk mengikuti tes apapun, serius. Ini efek takut gagal, tapi aku berusaha menghilangkan rasa grogi itu, ibu sedari tadi sudah telpon dan menenangkan, dan sekarang aku sudah siap.
Seperti ini nih suasana pas snmptn membeku kan-___- sebenarnya itu cuma perasaan kita aja sih yang over.
Hari 1 (Tes Potensi Akademik, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris)
OMG ini pertama kalinya aku ga selesai baca soal TPA. Come on, try out di bimbel dengan waktu yang lebih sedikit aku bisa nyelesain sampai akhir-_- pasti efek grogi. Lagipula kelas ujian ku saat itu waktunya dipotong 10 menit, kelas lain belum pada selesai ngerjain, eh lembar jawaban kelasku udah pada diambilin. Tak apalah, ini takdir Allah. wkwk seperti itulah aku. Apa yang terjadi baik atau buruk, itu sudah takdir. Toh aku sudah usaha.
Hari 2 (Tes Matematika IPA, Fisika, Biologi, Kimia)
Percaya apa nggak aku mengerjakannya dengan sangaaaaaaaaaaat hati-hati. Aku hanya menjawab apa yang aku yakin benar. Sebenarnya ada beberapa soal yang aku temukan jawabannya, tapi karena aku ga yakin benar akhirnya ga dijawab, dan aku pasraaaaaaaaaaaaaah :'((
Selesai snmptn aku sedikit stres gara-gara yang aku jawab cuma sedikit, aku takut nggak lolos, tahu ku cuma snmptn lah yang bisa buat biaya kuliah jadi sedikit lebih murah. Aku cuma nggak mau merepotkan. Whatever will be will be lah. Aku selalu inget kata-kata yang sudah aku diskusikan dengan temanku:
Biarlah Allah yang berkuasa, percayailah apa yang akan terjadi besok adalah apa yang kamu benar-benar butuhkan besok. Sebagian orang beruntung, karena apa yang mereka butuhkan adalah yang mereka inginkan. Tapi sebagian orang lagi buta dengan keinginan mereka yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Wah, kata-kata yang super itu sangat manjur untuk menenangkanku.
to be continued...
0 komentar:
Posting Komentar